Malaikat Pencatat Amal Baik Buruk Manusia

Dalam ajaran Islam, malaikat pencatat amal baik dan buruk adalah malaikat Raqib dan Atid. Tugas keduanya yakni mencatat setiap amal baik dan buruk yang dilakukan manusia, tanpa terkecuali. Setiap tindakan, perkataan, bahkan niat yang tersimpan di hati manusia tidak luput dari pengawasan mereka. Catatan ini akan menjadi bukti yang akan digunakan pada Hari Pembalasan nanti, di mana setiap individu akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah.Malaikat Raqib dan Atid ditugaskan oleh Allah untuk mencatat setiap perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia. Nama Raqib berasal dari kata “raqaba” yang berarti mengawasi atau mengamati, sementara Atid berarti yang selalu hadir atau siap siaga. Dalam surat Qaf ayat 17-18, Allah berfirman:"Ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."Malaikat Raqib dan Atid mencatat setiap amal baik dan buruk yang dilakukan manusia, tanpa terkecuali. Setiap tindakan, perkataan, bahkan niat yang tersimpan di hati manusia tidak luput dari pengawasan mereka. Catatan ini akan menjadi bukti yang akan digunakan pada Hari Pembalasan nanti, di mana setiap individu akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah.Umat Islam harus percaya bahwa Malaikat Raqib dan Malaikat Atid melihat dan mencatat segala amal yang kita lakukan. Kita juga harus percaya bahwa amal yang dicatat itu akan ditunjukkan kembali pada hari akhirat dan Allah akan memberikan balasan berdasarkan catatan itu.Kesadaran akan adanya malaikat pencatat amal mendorong manusia untuk lebih berhati-hati dalam setiap perbuatan dan perkataan. Mereka termotivasi untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, karena mereka tahu bahwa setiap tindakan mereka diawasi dan dicatat.Ajaran tentang malaikat pencatat amal baik dan buruk juga berfungsi sebagai pendidikan moral dan etika bagi umat Islam. Hal ini mengajarkan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab pribadi dalam setiap aspek kehidupan. Manusia diajarkan untuk senantiasa berperilaku baik, meskipun tidak ada orang lain yang melihat, karena mereka yakin bahwa malaikat selalu mengawasi.Dengan memahami bahwa setiap tindakan dan perkataan dicatat oleh malaikat, seorang Muslim akan lebih mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang dan mendorong untuk melakukan hal-hal yang diridhai Allah.Keberadaan malaikat pencatat amal menumbuhkan kesadaran spiritual yang lebih dalam. Manusia menjadi lebih peka terhadap perbuatan mereka dan berusaha untuk memperbaiki diri secara kontinu.Memahami bahwa amal baik dan buruk dicatat juga mengajarkan pentingnya menerima konsekuensi dari setiap perbuatan. Ini membangun rasa tanggung jawab yang kuat dalam diri setiap individu untuk selalu berbuat baik.Malaikat pencatat amal baik dan buruk, Raqib dan Atid, memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Mereka bukan hanya sekadar pencatat, tetapi juga menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu berada di jalan yang benar. Kesadaran akan keberadaan mereka mendorong manusia untuk meningkatkan amal baik dan menghindari perbuatan buruk, serta menumbuhkan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peran mereka sangat signifikan dalam membentuk moral dan etika umat Islam, serta membantu mereka mencapai kehidupan yang diridhai Allah.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Baru-baru ini viral adanya aplikasi malaikat bernama Raqib Atid. Aplikasi itu muncul di Play Store, sedangkan di App Store tidak ada.

Seperti dilihat, Senin (1/6/2020), aplikasi itu kini sudah berganti nama menjadi Muhasabah. "Apps hanya untuk muhasabah bukan yang lain. Hisablah dirimu sebelum dihisab Allah." Begitu tentang aplikasi tersebut.

Aplikasi Muhasabah sudah didownload oleh sekitar 10 ribu orang. Ada yang pro dan kontra atas aplikasi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari itu, dalam buku Ensiklopedia Anak-anak Muslim karya Al-Mawsu'ah lil Affaal Al Muslimiin, disebutkan, berdasarkan keterangan dalam Al Quran dan sunah, malaikat adalah makhluk Allah yang mempunyai beberapa sifat. Malaikat merupakan makhluk yang dijadikan Allah dari nur atau cahaya.

Malaikat tidak memiliki tubuh seperti manusia dan tidak berjenis kelamin. Namun malaikat bisa menjelma menjadi berbagai bentuk sesuai izin Allah.

Malaikat dikaruniai akal tetapi tidak diberi nafsu. Malaikat tidak makan, tidak minum, tidak istirahat, dan tidak tidur. Selain itu malaikat tidak melakukan dosa atau durhaka kepada Allah, Malaikat selalu taat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Allah dan mereka selalu beribadah kepada-Nya.

Setiap umat Islam wajib percaya akan adanya malaikat. Dalam Islam, percaya kepada malaikat adalah salah satu dari rukun iman.

Jumlah malaikat tidak ada yang tahu. Hanya Allah saja yang tahu jumlah malaikat. Hanya 10 malaikat yang wajib diketahui. Setiap malaikat memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada rasul-rasul-Nya. Malaikat Mikail bertugas menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dan mengurus rezeki.

Malaikat Israfil bertanggungjawab meniup sangkakala pada hari kiamat. Malaikat Izrail bertugas mengambil nyawa setiap makhluk yang bernyawa apabila tiba waktunya.

Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai orang yang mati di dalam kibur. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga, malaikat Malik menjaga pintu neraka.

Sedangkan Malaikat Raqib mencatat amal baik manusia. Sedangkan Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia.

Keberadaan Malaikat Raqib dan Malaikat Atid digambarkan dalam Al Quran Surat Qaf ayat 17-18:

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ - ١٧

(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.

50:18مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ - ١٨

Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).

Umat Islam harus percaya bahwa Malaikat Raqib dan Malaikat Atid melihat dan mencatat segala amal yang kita lakukan. Kita juga harus percaya bahwa amal yang dicatat itu akan ditunjukkan kembali pada hari akhirat dan Allah akan memberikan balasan berdasarkan catatan itu.

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Malaikat Allah ada banyak jumlahnya. Namun, yang perlu diimani oleh manusia hanya sepuluh saja. Dan dari semua itu, ada malaikat yang ditugaskan Allah SWT untuk mencatat seluruh amal perbuatan manusia. Itulah Raqib dan Atid.

Seperti yang Mama ketahui, Raqib memiliki tugas untuk mencatat kebaikan yang dilakukan manusia, sedangkan Atid diperintahkan untuk mencatat amal yang buruk. Akan tetapi, tahukah Mama kalau tugas keduanya bukan itu saja?

Di samping itu, Raqib dan Atid bukanlah nama malaikat lho, Ma. Lantas apa, ya? Untuk menemukan jawabannya, yuk simak informasi yang telah disajikan Popmama.com tentang tugas malaikat Raqib dan Atid, malaikat pencatat amal baik dan buruk serta tugasnya dalam Islam.

Hikmah beriman kepada malaikat Raqib dan Atid

Allah SWT memerintahkan para hamba-Nya untuk mengimani para malaikat tentu karena ada kebaikan di dalamnya. Beberapa hikmah yang didapat ketika Mama dan anak beriman kepada para malaikat Allah, termasuk Raqib dan Atid, adalah:

Nah, itulah tadi ulasan tentang tugas malaikat Raqib dan Atid, malaikat pencatat amal baik dan buruk beserta tugasnya dalam Islam. Selain menambah pengetahuan anak tentang Islam, semoga informasinya dapat menambah keimanan Mama dan anak kepada Allah dan malaikat-Nya, ya!

Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Sebagai implementasi dari rukun iman tersebut, kita perlu mengetahui tentang malaikat, salah satunya adalah malaikat pencatat amal baik dan amal buruk.

Mengutip buku Tafsir Al Munir Jilid 1 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan Allah SWT telah mengetahui segala sesuatu yang ada dalam hati manusia, namun Dia tetap menugaskan malaikat untuk mencatat dan mengawasi perbuatan manusia. Tujuannya adalah sebagai bukti agar manusia tidak bisa menolaknya.

Malaikat pencatat amal baik berada di sisi sebelah kanan untuk mencatat amal kebaikan, ia adalah malaikat Raqib. Sedangkan malaikat yang berada di sisi kiri untuk mencatat amal buruk adalah malaikat Atid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perilaku yang menunjukkan iman kepada malaikat Raqib dan Atid

Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya Mama senantiasa mengimani para malaikat Allah, termasuk Raqib dan Atid, malaikat pencatat amal. Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 285 berfirman,

اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ‌ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ

"āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr."

Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Alquran) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali'" (QS. Al-Baqarah, [1]:285).

Maka dari itu, seorang muslim wajib untuk menunjukkan sikap berimannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh perilaku beriman kepada malaikat Raqib dan Atid adalah:

Raqib dan Atid bukanlah nama malaikat

Selama ini, Mama mungkin mengira kalau Raqib dan Atid merupakan nama malaikat. Akan tetapi, ternyata kedua kata tersebut merupakan istilah untuk menyebutkan sifat dari para malaikat.

Berkaitan dengan itu, Imam Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran mengungkapkan sejumlah pendapat mengenai malaikat Raqib dan Atid, yakni:

1. Pendapat tentang Malaikat Raqib

2. Pendapat tentang Malaikat Atid

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Ibnu ‘Utsaimin juga menjelaskan,

(رقيب ) مراقب ليلاً ونهاراً ، لا ينفك عن الإنسان . ( عتيد ) حاضر ، لا يمكن أن يغيب ويوكل غيره ، فهو قاعد مراقب حاضر ، لا يفوته شيء.

Artinya: "Raqib adalah sifat malaikat yang senantiasa mengawasi siang dan malam, tidak pernah berpisah dengan manusia. Sedangkan Atid maknanya, sifat malaikat yang senantiasa hadir, tidak mungkin absen atau mewakilkan tugas kepada yang lain."

Dalil Alquran yang menguatkan keberadaan malaikat Raqib dan Atid

Di dalam Alquran, Allah menjelaskan bahwa manusia sejatinya diikuti dan didampingi oleh para malaikat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi,

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl."

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Secara lebih spesifik, Allah menjelaskan adanya keberadaan Raqib dan Atid yang akan mencatat segala amal perbuatan manusia. Hal ini tertuang dalam Surah Qaf, yakni,

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

"Iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-syimāli qa'īd. Mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd."

Artinya: “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf, [26]:17–18).

Firman Allah lainnya adalah Surah Al-Infithar yang berbunyi,

(12) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

"Wa inna 'alaikum laḥāfiẓīn. Kirāmang kātibīn. Ya'lamụna mā taf'alụn."

Artinya: “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Infithar: 10-12).

Catatan amal perbuatan manusia tersebut bukan hanya sebagai tulisan semata, Ma. Nantinya di hari akhir, setiap catatan akan dikembalikan kepada para pemilknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang bunyinya,

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

"Yauma yab'aṡuhumullāhu jamī'an fa yunabbi`uhum bimā 'amilụ, aḥṣāhullāhu wa nasụh, wallāhu 'alā kulli syai`in syahīd."

Artinya: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” (QS. Al-Mujadilah, [28]:6).

Bukan hanya sebagai malaikat pencatat amal, tapi juga meluruskan

Raqib dan Atid memang dikenal sebagai malaikat pencatat amal. Akan tetapi, tugas mereka bukanlah itu saja. Quraish Shihab menjelaskan bahwa mereka juga bertugas membantu meluruskan manusia.

Jadi ketika Mama hendak melakukan perbuatan dosa, seolah ada suara kecil dalam diri yang mencoba untuk menghentikan perbuatan tersebut. Nah, menurut Quraish, itu merupakan dorongan Allah yang disampaikan melalui perantara malaikat.

“Ada malaikat yang mengukuhkan hati manusia. Misalnya, ada sesuatu di hadapan kita, barang bukan milik kita, di dalam hati ada keinginan untuk ambil tapi ada larangan jangan ambil. Kalau ada yang berbisik jangan ambil, itu malaikat yang memelihara kita. Sedangkan kalau ada yang berbisik ambil itu setan,” jelasnya.

Hal ini juga disebutkan dalam Surah Ibrahim ayat 27 di mana Allah akan meneguhkan hati hamba-hamba-Nya yang beriman:

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ ࣖ "Yuṡabbitullāhullażīna āmanụ bil-qauliṡ-ṡābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, wa yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn, wa yaf'alullāhu mā yasyā`."

Artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim, [13]:52).

Itulah alasannya mengapa malaikat tidak langsung mencatat amalan buruk manusia. Hal ini karena Allah yang Maha Pemaaf masih memberikan kesempatan kepada manusia yang memang ingin bertaubat.

Namun, hal ini tidak untuk amalan baik. Malaikat akan langsung menuliskannya meskipun itu hanyalah sebuah niat untuk berbuat baik/beribadah.

Hadits tentang Malaikat Pencatat Amal

Hadits yang membahas tentang malaikat pencatat amal baik dan buruk, ini sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, disebutkan bahwa:

كَاتِبُ الْحَسَنَاتِ عَلَى يَمِيْنِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ السَّيِّئَاتِ عَلَى يَسَارِ الرَّجُلِ، وَكَاتِبُ الْحَسَنَاتِ أَمِينٌ عَلَى كَاتِبِ السَّيِّئَاتِ، فَإِذَا عَمِلَ حَسَنَةً كَتَبَهَا مَلَكُ الْيَمِينِ عَشْرًا، وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً قَالَ صَاحِبُ الْيَمِينِ لِصَاحِبِ الشِّمَالِ: دَعْهُ سَبْعَ سَاعَاتٍ، لَعَلَّهُ يُسَبِّحُ أَوْ يَسْتَغْفِر

Artinya: "Malaikat pencatat amal baik berada di sebelah kanan seseorang, sementara malaikat pencatat amal buruk berada di sebelah kirinya. Malaikat pencatat amal baik menjadi pemimpin malaikat pencatat amal buruk. Jika seseorang mengerjakan suatu amal baik, malaikat kanan mencatatnya sepuluh.

Dan ketika ia mengerjakan satu amal buruk, malaikat kanan berkata kepada malaikat kiri, Jangan tulis dulu, biarkan selama tujuh saat, barangkali ia bertasbih atau beristighfar meminta ampunan." (Riwayat ini disebutkan oleh Az-Zamakhsyari, Al Qurthubi dan Al Baidhawi)

Selain itu, Hasan Al Bashri dan Qatadah juga mengemukakan terkait malaikat pencatat ini,

"Kedua malaikat pencatat mencatat semua perkataan, lalu Allah SWT memilah yang baik dan yang buruk, lalu menetapkannya, sedangkan yang selain itu Dia hapus."

Malaikat pencatat amal baik adalah Raqib. Sebagaimana diketahui, malaikat tersebut mencatat segala sesuatu yang baik yang dilakukan manusia semasa hidupnya.

Menurut buku Membuka Tabir Pintu Langit oleh Siswo Sanyoto, malaikat pencatat amal baik disebut shahibul yamin karena berada di sebelah kanan. Setiap amal kebaikan yang dilakukan manusia akan dicatat oleh shahibul yamin dan pahalanya diganjar sepuluh kali lipat kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam surah Al An'am ayat 160,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Artinya: "Siapa yang berbuat kebaikan, dia akan mendapat balasan sepuluh kali lipatnya. Siapa yang berbuat keburukan, dia tidak akan diberi balasan melainkan yang seimbang dengannya. Mereka (sedikit pun) tidak dizalimi (dirugikan)."

Menukil dari buku Aqidah Shahihah Seputar Malaikat oleh Brilly El-Rasheed, Syaikh Umar bin Sulaiman Al-Asyqar menyampaikan bahwa sebagian ulama menyatakan tidak ada malaikat yang bernama Raqib dan Atid. Jadi, Raqib dan Atid dimaknai sebagai sifat yang melekat pada dua malaikat pencatat amal manusia.

"Raqib dan Atid maknanya, dua malaikat yang senantiasa hadir (di sisi manusia) dan menjadi saksi, dua malaikat yang tidak pernah absen dari seorang hamba. Dan bukanlah makna yang dimaksud, bahwa Raqib dan Atid ini adalah nama untuk dua malaikat," tulisnya.

Dikatakan, malaikat pencatat amal baik mengepalai malaikat pencatat amal buruk. Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Malaikat pencatat amal perbuatan baik mengepalai malaikat pencatat amal perbuatan buruk. Apabila seseorang hamba mengerjakan suatu amal baik, maka malaikat pencatat amal kebaikan segera menulisnya sepuluh kali lipat.

Dan apabila seseorang itu mengerjakan amal buruk, malaikat pencatat amal kebaikan mengatakan: "Tunggu," lalu, malaikat pencatat keburukan menangguhkannya selama enam saat; apabila Allah mengampuninya, maka ia tidak menuliskannya apa pun terhadapnya. Dan apabila Allah tidak mengampuninya, maka malaikat pencatat amal keburukan mencatat untuknya satu amal perbuatan buruk." (HR Imam Baihaqi)

Dalam Aalam al-Malaa'ikah al-Abraar & Aalam al-Jinn wa asy-Syayaathiin oleh Umar Sulaiman Al-Asyqar terjemahan Muhammad Misbah disebutkan Allah SWT menunjuk dua malaikat yang selalu hadir dan tidak pernah meninggalkan manusia. Keduanya bertugas mencatat seluruh perbuatan hingga perkataan.

Malaikat pencatat amal itu juga menuliskan amalan yang dikerjakan seseorang dalam hatinya. Pandangan ini bersandar pada surah Al Infithar ayat 12,

يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

Artinya: "Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ayat di atas mencakup amal lahir dan batin. Selain itu dalam hadits qudsi Nabi Muhammad SAW tutur diterangkan hal serupa,

"Allah SWT berfirman, "Jika hamba-Ku bermaksud melakukan kebaikan lalu tidak melakukannya, catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia melakukan kebaikan itu, catatlah 10 kebaikan." (Muttafaq Alaih)

Dalil Al-Quran tentang Malaikat Pencatat Amal

Dalil mengenai malaikat pencatat amal baik dan buruk diterangkan dalam firman Allah surat Al Infithar ayat 10-12:

وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ,كِرَامًا كَاتِبِيْنَۙ,يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ

Artinya: "Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Melalui ayat ini ditegaskan bahwa setiap perbuatan tidak akan luput dari catatan. Semua catatan ini akan ditunjukkan di Hari Kiamat tanpa celah sedikitpun.